Pages

Senin, 04 April 2011

Tak Perlu ke Bioskop Menonton Film 3D

  


Tontonan tiga dimensi mulai ramai lewat film Avatar. Tapi belakangan muncul banyak keluhan terhadap kenyamanan kacamata yang harus digunakan untuk menonton tayangan 3D di bioskop. Selain berat, kacamata khusus 3D terasa kurang nyaman karena membuat mata lelah, pusing, dan bahkan mual.
Dunia elektronik pun berpacu menghadapi perang teknologi 3D ini. “Tren tiga dimensi berkembang cepat di Korea karena televisi 3D menawarkan banyak aplikasi dan televisi tak sekadar ditonton tapi menikmati kecanggihan teknologi dalam kehidupan,” kata Stan Lee, peneliti teknologi media.
Demi merebut pangsa pasar dunia, salah satu raksasa eletronik membuktikan diri sebagai yang terbaik di teknologi 3D. Meriset hasil pemakaian kacamata 3D jenis shutter glass ternyata ditemukan beberapa kelemahan yang akhirnya disempurnakan dengan teknologi film patterned retarder (FPR).
Keunggulan teknologi kacamata 3D jenis film bisa dirasakan di Experience Zone Cinema 3D di Seoul. Kacamata 3D jenis FPR bebas dari fliker atau kedip yang bisa menyebabkan mata jadi lelah. Lebih nyaman karena dua kali lebih ringan. Murah dan ramah lingkungan karena tanpa menggunakan charger.
Bentuk kacamata 3D FPR dibuat lebih bergaya. Kini ada dalam bentuk flip sehingga dapat dibuka dan ditutup sesuai keperluan. Bahkan bisa mengubah layar dua dimensi jadi tiga dimensi. Kecanggihan teknologi ini diprediksi mendominasi penjualan televisi dunia hingga 41 persen pada tahun 2014.
Menikmati kecanggihan tiga dimensi sudah tak lagi harus pergi ke bioskop. Kini, di ruang keluarga pun bisa menonton tayangan tiga dimensi. Salah satu raksasa elektronik terkemuka asal Korea Selatan bahkan bisa memanjakan mata anda dengan teknologi TV Cinema 3D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar